Petani Sawit Jambi: Inovasi Panen Padi Gogo, Hasil Melimpah

Petani Sawit Jambi: Inovasi Panen Padi Gogo, Hasil Melimpah

Provinsi Jambi, yang dikenal sebagai salah satu sentra perkebunan sawit terbesar di Indonesia, kini menjadi saksi bisu inovasi pertanian yang menjanjikan. Para Petani Sawit Jambi berhasil membuktikan bahwa lahan di bawah tegakan sawit muda bisa dimanfaatkan untuk budidaya padi gogo. Inovasi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan, tetapi juga menjadi solusi strategis untuk ketahanan pangan lokal.

Program penanaman padi gogo secara tumpang sari di lahan sawit muda atau yang sedang dalam program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menjadi sorotan. Petani Sawit Jambi yang tergabung dalam program ini kini menikmati panen perdana padi gogo dengan hasil yang melimpah. Ini adalah bukti bahwa optimalisasi lahan bisa memberikan manfaat ganda bagi petani.

Padi gogo, yang merupakan jenis padi lahan kering, sangat cocok ditanam di antara barisan kelapa sawit yang baru diremajakan (usia 0-3 tahun). Selama masa ini, tajuk sawit belum menutupi seluruh area, sehingga masih ada cukup sinar matahari yang masuk ke lahan untuk pertumbuhan padi. Ini menjadi sumber pendapatan tambahan bagi Petani Sawit Jambi selama menunggu sawit menghasilkan.

Kolaborasi antara Kementerian Pertanian, PTPN IV PalmCo, dan berbagai pihak terkait sangat mendukung keberhasilan inovasi ini. Mereka menyediakan bibit unggul, pendampingan teknis, dan dukungan lainnya kepada Petani Sawit Jambi. Hasilnya, lahan yang dulunya hanya menghasilkan sawit, kini juga memberikan pasokan beras untuk kebutuhan pangan.

Panen perdana padi gogo di Jambi menunjukkan potensi hasil yang signifikan. Meskipun belum sebesar padi sawah, produksi padi gogo ini mampu menyumbang ratusan kilogram hingga beberapa ton gabah kering panen per hektare. Angka ini diharapkan terus meningkat seiring dengan peningkatan teknologi dan pengalaman petani.

Selain menambah pendapatan petani, inovasi ini juga berkontribusi pada penguatan ketahanan pangan nasional. Indonesia sebagai negara agraris harus terus mencari cara untuk meningkatkan produksi pangan di tengah tantangan alih fungsi lahan. Pemanfaatan lahan perkebunan sawit menjadi solusi cerdas yang patut dicontoh.

Kesuksesan Petani Sawit Jambi dalam mengintegrasikan budidaya padi gogo ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi petani sawit di provinsi lain. Ini adalah model pertanian berkelanjutan yang tidak hanya fokus pada satu komoditas, tetapi juga memaksimalkan potensi lahan untuk berbagai kebutuhan.

Mengoptimalkan Resonansi Vokal: Perkaya Suara Anda dari Dada hingga Kepala

Mengoptimalkan Resonansi Vokal: Perkaya Suara Anda dari Dada hingga Kepala

Bagi seorang vokalis, memiliki suara yang kaya, penuh, dan beresonansi adalah impian. Proses mengoptimalkan resonansi vokal melibatkan pemanfaatan rongga-rongga resonansi alami di dalam tubuh untuk memperkuat dan memperindah suara yang dihasilkan oleh pita suara. Dengan menguasai teknik ini, penyanyi dapat memproyeksikan suara dengan lebih mudah, menambah kedalaman, dan mencapai kualitas nada yang lebih jernih dan bertenaga. Kunci untuk mengoptimalkan resonansi vokal terletak pada kesadaran tubuh dan latihan yang konsisten.

Resonansi vokal terjadi ketika gelombang suara yang berasal dari pita suara bergetar dan bergema di dalam berbagai rongga di kepala, leher, dan dada. Rongga-rongga utama yang berperan meliputi:

  1. Resonansi Dada (Chest Voice): Terjadi ketika getaran suara terasa di area dada, menghasilkan suara yang tebal, penuh, dan biasanya digunakan untuk nada-nada rendah hingga menengah.
  2. Resonansi Rongga Mulut/Faring: Memanfaatkan ruang di dalam mulut dan tenggorokan untuk memperkuat suara, memberikan kejelasan dan proyeksi.
  3. Resonansi Kepala (Head Voice)/Masker: Getaran suara terasa di area kepala, hidung, atau sinus (sering disebut masker), menghasilkan suara yang lebih ringan, jernih, dan tinggi.

Untuk mengoptimalkan resonansi vokal, langkah pertama adalah memastikan pernapasan diafragma yang kuat. Dukungan udara yang stabil dari diafragma adalah prasyarat agar pita suara dapat bergetar bebas dan mengirimkan gelombang suara yang cukup kuat ke rongga resonansi. Tanpa dukungan napas yang memadai, upaya untuk mengaktifkan resonansi akan terasa sia-sia.

Latihan yang dapat membantu mengoptimalkan resonansi vokal meliputi humming (bersenandung) dengan bibir tertutup, dan mencoba merasakan getaran di area wajah, terutama di sekitar hidung dan tulang pipi. Latihan ini membantu “membangunkan” resonansi masker, yang sangat penting untuk nada tinggi yang jernih dan terproyeksikan. Selain itu, menyanyi dengan rahang yang rileks dan lidah yang tidak kaku juga sangat mendukung aliran suara bebas ke rongga resonansi. Seorang pelatih vokal dari Institut Seni Nasional, Profesor Clara Wijaya, pada sebuah masterclass vokal di awal Juni 2025, menekankan pentingnya postur tubuh yang tegak namun rileks untuk mendukung aliran resonansi.

Penting juga untuk mendengarkan diri sendiri secara cermat dan merasakan di mana getaran suara paling kuat saat Anda menyanyikan nada yang berbeda. Dengan kesadaran ini, Anda dapat secara aktif mencoba memindahkan atau memproyeksikan suara ke rongga resonansi yang tepat. Dengan dedikasi dan latihan yang benar, mengoptimalkan resonansi vokal akan membawa suara Anda ke tingkat berikutnya, memberikan kualitas dan kekuatan yang luar biasa.

Belajar Bernyanyi dari Dasar: Pentingnya Teknik Pernapasan yang Solid

Belajar Bernyanyi dari Dasar: Pentingnya Teknik Pernapasan yang Solid

Bagi siapa saja yang ingin belajar bernyanyi, memahami dan menguasai teknik pernapasan yang solid adalah langkah pertama dan paling krusial. Ibarat membangun rumah, fondasi yang kuat sangat dibutuhkan agar bangunan bisa berdiri kokoh. Dalam bernyanyi, pernapasan yang benar menjadi fondasi yang menopang seluruh produksi suara, memastikan vokal yang stabil, bertenaga, dan terkontrol. Mengabaikan aspek ini dapat menghambat perkembangan vokal dan bahkan berpotensi merusak pita suara.

Pernapasan yang tepat untuk bernyanyi dikenal sebagai pernapasan diafragma, atau sering juga disebut pernapasan perut. Ini berbeda dengan pernapasan dada yang dangkal, di mana hanya bagian atas paru-paru yang terisi dan menyebabkan bahu terangkat. Dengan pernapasan diafragma, saat menarik napas, diafragma—otot besar di bawah paru-paru—akan bergerak turun, memungkinkan udara mengisi paru-paru secara maksimal. Ini akan membuat perut mengembang keluar. Saat menghembuskan napas untuk bernyanyi, diafragma akan rileks dan bergerak ke atas secara terkontrol, melepaskan udara dengan tekanan yang stabil melalui pita suara. Instruktur vokal senior dari Konservatori Musik Jakarta, Bapak Antonius Wijaya, pada kelas daring 10 Juni 2025, selalu mengawali materi dengan pernapasan: “Sebelum Anda bisa belajar bernyanyi nada tinggi atau cengkok indah, kuasai dulu napas Anda.”

Manfaat dari pernapasan diafragma sangat vital. Pertama, ini memberikan dukungan udara yang konsisten dan kuat pada pita suara. Dukungan ini menghasilkan suara yang lebih bertenaga tanpa perlu memaksakan tenggorokan. Kedua, pernapasan yang dalam dan terkontrol membantu menjaga ketegangan jauh dari leher dan rahang, area yang seringkali menegang saat bernyanyi dengan teknik yang salah. Ketegangan berlebihan bisa menyebabkan suara serak, cepat lelah, atau bahkan cedera vokal serius. Sebuah studi oleh Asosiasi Terapis Vokal Indonesia (ATVI) pada Januari 2025 mencatat bahwa kasus keluhan vokal terbanyak pada penyanyi amatir disebabkan oleh kurangnya support pernapasan.

Ketiga, pernapasan yang solid adalah kunci untuk kontrol dinamika (keras-lembutnya suara) dan frasering (kemampuan menyanyikan satu kalimat melodi dalam satu napas). Dengan menguasai aliran udara, seorang penyanyi bisa belajar bernyanyi dengan variasi volume yang halus dan mempertahankan nada panjang tanpa putus. Ini adalah elemen yang menambah ekspresi dan profesionalisme dalam penampilan vokal.

Jadi, bagi siapa pun yang serius ingin belajar bernyanyi, menginvestasikan waktu dan usaha dalam menguasai teknik pernapasan diafragma adalah langkah yang tak terhindarkan. Ini bukan sekadar latihan pemanasan, melainkan fondasi fundamental yang akan menopang seluruh perjalanan vokal Anda.

Suara Penuh dan Bergema: Menguasai Resonansi dalam Bernyanyi

Suara Penuh dan Bergema: Menguasai Resonansi dalam Bernyanyi

Setiap penyanyi pasti menginginkan suara penuh yang kaya, bergema, dan mampu memikat pendengar. Rahasia di balik kualitas vokal yang luar biasa ini terletak pada penguasaan teknik resonansi. Resonansi adalah kemampuan untuk memperkuat getaran suara menggunakan rongga-rongga alami dalam tubuh, sehingga suara terdengar lebih nyaring dan berkarakter tanpa perlu memaksakan pita suara. Memiliki suara penuh yang beresonansi dengan baik adalah tanda profesionalisme dan kontrol vokal yang mumpuni.

Pada hari Minggu, 12 Januari 2025, pukul 14.00 WIB, di Auditorium Pusat Seni Jakarta, sebuah lokakarya vokal bertajuk “Rahasia Resonansi Suara Emas” telah diselenggarakan. Acara ini dihadiri oleh 200 peserta yang terdiri dari penyanyi, guru vokal, dan paduan suara. Dalam lokakarya tersebut, Ibu Kartika Sari, seorang pelatih vokal kenamaan dengan pengalaman lebih dari 20 tahun, menekankan bahwa kunci untuk mendapatkan suara penuh yang memukau adalah dengan mengoptimalkan penggunaan resonator tubuh. Beliau juga memaparkan bahwa berdasarkan observasi, sekitar 65% penyanyi amatir seringkali tidak memanfaatkan potensi resonansi mereka sepenuhnya, membuat suara terdengar tipis atau teredam.

Tubuh manusia memiliki beberapa rongga resonansi utama yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat suara:

  • Rongga Dada (Chest Resonance): Terjadi di area dada, menghasilkan suara yang lebih hangat, dalam, dan sering digunakan untuk nada-nada rendah. Anda bisa merasakannya dengan meletakkan tangan di dada saat berbicara atau bernyanyi dengan nada rendah.
  • Rongga Mulut/Faring (Mouth/Pharyngeal Resonance): Ini adalah resonator yang paling sering digunakan dan krusial untuk kejelasan serta proyeksi suara. Rongga ini dapat dibuka lebih lebar dengan mengangkat langit-langit lunak (seperti saat menguap).
  • Rongga Kepala/Hidung (Head/Nasal Resonance): Terjadi di area sinus dan rongga hidung, menghasilkan suara yang lebih cerah, “nyaring”, dan sering digunakan untuk nada-nada tinggi atau falsetto. Rasakan getaran di area hidung dan dahi saat menyenandungkan “mmm”.

Untuk mencapai suara penuh yang kaya resonansi, latihan rutin sangat diperlukan. Mulailah dengan pemanasan vokal yang berfokus pada humming (menyenandungkan) dengan nada yang bervariasi, rasakan getaran di berbagai bagian tubuh. Kemudian, latih pengucapan vokal (A, I, U, E, O) dengan bibir rileks dan rahang sedikit terbuka untuk memaksimalkan ruang resonansi. Pada 1 Februari 2025, sebuah panduan daring gratis berjudul “Resonansi Vokal untuk Semua” akan diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menyediakan latihan interaktif yang dapat diakses publik.

Dengan menguasai teknik resonansi, seorang penyanyi tidak hanya akan mendapatkan suara penuh yang kuat dan indah, tetapi juga mampu bernyanyi dengan lebih nyaman dan mengurangi kelelahan vokal. Ini adalah langkah esensial dalam perjalanan setiap penyanyi untuk mengeluarkan potensi suara terbaik mereka dan menghadirkan penampilan yang berkesan.

Vocal Fry hingga Falsetto: Menjelajahi Berbagai Tekstur Suara dalam Bernyanyi

Vocal Fry hingga Falsetto: Menjelajahi Berbagai Tekstur Suara dalam Bernyanyi

Dunia vokal sangat kaya dengan berbagai tekstur dan register suara yang dapat digunakan penyanyi untuk menambah kedalaman dan ekspresi pada penampilan mereka. Dari vocal fry yang serak di ujung register bawah hingga falsetto yang ringan di atas, memahami dan menguasai variasi ini adalah kunci untuk menjadi vokalis yang serbaguna. Setiap tekstur memiliki karakteristik unik dan dapat memberikan efek dramatis yang berbeda pada sebuah lagu, memungkinkan penyanyi untuk mengeksplorasi palet suara yang lebih luas.

Vocal fry, yang sering disebut sebagai “suara renyah” atau “suara ujung”, adalah register vokal terendah. Ini dihasilkan ketika pita suara bergetar pada frekuensi yang sangat rendah, menciptakan suara serak dan berderak. Meskipun kadang dikaitkan dengan kebiasaan berbicara tertentu, vocal fry dapat digunakan secara artistik dalam bernyanyi untuk memberikan nuansa dramatis, keintiman, atau bahkan sebagai bagian dari break vokal yang disengaja. Contoh penggunaannya bisa ditemukan pada penyanyi pop modern yang ingin menambahkan sentuhan unik pada nada rendah mereka. Penting untuk menggunakannya dengan kontrol agar tidak membebani pita suara.

Di sisi lain spektrum, kita memiliki falsetto, register vokal tertinggi yang sering terdengar ringan dan “airy”. Falsetto dihasilkan ketika hanya bagian tepi pita suara yang bergetar, tanpa partisipasi penuh dari otot-otot utama pita suara. Ini adalah suara yang sering digunakan oleh penyanyi pria untuk mencapai nada-nada tinggi yang biasanya berada di luar chest voice mereka, memberikan efek melayang atau eterik. Contoh ikonik penggunaan falsetto bisa ditemukan pada lagu-lagu disko era 70-an atau balada modern. Menguasai transisi mulus dari chest voice ke falsetto adalah keterampilan yang sangat dihargai.

Selain vocal fry dan falsetto, ada juga register seperti chest voice (suara dada) yang kuat dan penuh, head voice (suara kepala) yang lebih ringan namun masih memiliki resonansi, dan mixed voice (suara campuran) yang merupakan perpaduan antara keduanya untuk transisi yang mulus. Mempelajari cara mengidentifikasi dan berpindah antar register ini dengan lancar adalah bagian integral dari pengembangan teknik vokal. Latihan rutin dengan panduan pelatih vokal dapat membantu penyanyi merasakan getaran di berbagai rongga resonansi untuk setiap register.

Penguasaan berbagai tekstur vokal, termasuk vocal fry dan falsetto, memberikan penyanyi kebebasan ekspresi yang lebih besar. Ini memungkinkan mereka untuk menafsirkan sebuah lagu dengan cara yang lebih kaya dan dinamis, menarik perhatian pendengar, dan menyampaikan emosi yang lebih dalam. Seperti yang disampaikan oleh seorang pelatih vokal terkemuka, Ibu Retno Wulandari, dalam wawancara di sebuah konser vokal pada 12 Januari 2025, “memiliki palet suara yang beragam adalah seperti memiliki lebih banyak warna di kotak cat seorang pelukis.”

Hindari Suara Fals: Mengapa Pernapasan Diafragma Wajib Dikuasai Penyanyi

Hindari Suara Fals: Mengapa Pernapasan Diafragma Wajib Dikuasai Penyanyi

Bagi setiap penyanyi, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana hindari suara fals saat bernyanyi, terutama pada nada-nada tinggi atau panjang. Seringkali, masalah ini bukan terletak pada bakat, melainkan pada teknik pernapasan yang kurang tepat. Menguasai pernapasan diafragma bukan hanya sekadar rekomendasi, melainkan sebuah kewajiban bagi siapa pun yang serius ingin meningkatkan kualitas vokalnya. Artikel ini akan menjelaskan mengapa pernapasan diafragma begitu esensial untuk menjaga intonasi dan bagaimana menguasainya.


Mengapa Pernapasan Diafragma Mencegah Suara Fals?

Pita suara membutuhkan aliran udara yang stabil dan konsisten untuk menghasilkan nada yang akurat. Ketika seorang penyanyi menggunakan pernapasan dada yang dangkal, pasokan udara menjadi terbatas dan tidak stabil. Ini menyebabkan pita suara harus bekerja lebih keras dan tegang untuk mempertahankan nada, yang seringkali berujung pada suara fals. Diafragma, otot pernapasan utama, memungkinkan paru-paru terisi penuh, menciptakan “penyangga” udara yang kuat. Dengan kontrol yang tepat atas diafragma, penyanyi dapat mengatur tekanan dan aliran udara ke pita suara dengan presisi, memastikan nada yang dihasilkan tetap stabil dan pada intonasi yang benar. Ini adalah fondasi untuk hindari suara fals.


Mengenali Pernapasan Diafragma yang Benar

Langkah pertama untuk menguasai pernapasan diafragma adalah dengan merasakan pergerakannya. Lakukan latihan sederhana ini:

  1. Posisi Rileks: Berbaringlah telentang di tempat yang nyaman. Letakkan satu tangan di dada dan tangan lainnya di perut, tepat di atas pusar.
  2. Hirup Napas: Tarik napas perlahan melalui hidung. Fokuslah untuk membuat tangan di perut terangkat, sementara tangan di dada tetap relatif diam. Bayangkan udara mengisi bagian bawah paru-paru Anda terlebih dahulu.
  3. Hembuskan Napas: Hembuskan napas perlahan melalui mulut yang sedikit terbuka, seperti meniup lilin. Rasakan perut Anda mengempis.

Latihan ini membantu Anda membedakan pernapasan diafragma dari pernapasan dada yang tidak efektif. Praktikkan secara teratur hingga menjadi kebiasaan.


Latihan untuk Menguasai Pernapasan Diafragma dalam Bernyanyi

Untuk memastikan Anda dapat hindari suara fals saat bernyanyi, integrasikan latihan-latihan berikut ke dalam rutinitas vokal Anda:

  1. Pernapasan Jeda: Hirup napas diafragma, lalu tahan selama 3-5 detik sebelum menghembuskannya perlahan. Ini melatih otot diafragma untuk menahan dan melepaskan udara dengan kontrol.
  2. Latihan Hitungan Stabil: Hirup napas diafragma selama 4 hitungan, tahan selama 4 hitungan, lalu hembuskan perlahan selama 8 hitungan. Tingkatkan durasi hembusan secara bertahap. Latihan ini membantu Anda membangun stamina pernapasan dan kontrol aliran udara, yang krusial untuk menjaga intonasi. Latihan bisa dilakukan setiap hari Minggu pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.
  3. Bernyanyi dengan Dukungan Napas: Saat berlatih skala atau lagu, secara sadar libatkan otot perut Anda. Rasakan bagaimana diafragma memberikan dukungan saat Anda mencapai nada-nada tinggi atau menahan nada panjang.

Dengan dedikasi pada penguasaan pernapasan diafragma, Anda akan membangun fondasi yang kuat untuk vokal yang stabil, kuat, dan intonatif, sehingga Anda dapat dengan percaya diri hindari suara fals dalam setiap penampilan.

Postur Tubuh dan Suara: Mengapa Posisi Penting untuk Penyanyi

Postur Tubuh dan Suara: Mengapa Posisi Penting untuk Penyanyi

Dalam dunia vokal, seringkali fokus utama diberikan pada teknik pernapasan atau resonansi. Namun, salah satu fondasi yang tak kalah penting, yang sering terabaikan, adalah Postur Tubuh. Posisi tubuh seorang penyanyi memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap kualitas suara, kontrol napas, dan bahkan daya tahan vokal. Postur yang tepat bukanlah sekadar estetika panggung; ini adalah elemen kunci yang memungkinkan seluruh sistem vokal berfungsi secara optimal.

Postur Tubuh yang benar memfasilitasi pernapasan diafragma yang efisien. Ketika tubuh sejajar dan rileks, diafragma memiliki ruang gerak yang maksimal untuk bergerak ke bawah dan ke atas, memungkinkan paru-paru terisi penuh dan mengeluarkan udara dengan stabil. Sebaliknya, postur yang membungkuk atau tegang akan membatasi gerakan diafragma, menghambat kapasitas paru-paru, dan memaksa otot-otot leher serta bahu untuk bekerja terlalu keras, yang berujung pada suara yang tercekik dan cepat lelah. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Vokal pada tanggal 10 April 2024, menemukan korelasi positif antara postur tegak dan peningkatan volume suara pada penyanyi amatir.

Selain pernapasan, Postur Tubuh yang baik juga mengurangi ketegangan pada area leher dan rahang, yang merupakan area krusial untuk produksi suara. Ketegangan di area ini dapat mempengaruhi fleksibilitas pita suara dan menghambat resonansi alami. Dengan bahu rileks dan leher panjang, suara memiliki jalur yang bebas untuk merambat dan beresonansi di rongga-rongga tubuh. Banyak pelatih vokal menyarankan untuk membayangkan ada benang yang menarik kepala ke atas, sehingga menciptakan perpanjangan tulang belakang yang alami dan rileks.

Untuk mencapai postur yang ideal, bayangkan berdiri tegak dengan kaki selebar bahu, berat badan seimbang di kedua kaki. Lutut sedikit ditekuk (tidak terkunci), panggul netral (tidak terlalu maju atau mundur), perut rileks, bahu ke belakang dan ke bawah (tidak terangkat atau membungkuk), dada sedikit terangkat, dan kepala tegak lurus di atas tulang belakang dengan dagu sedikit ditarik masuk. Latihan ini bisa dilakukan setiap hari selama 5 menit, misalnya pada pukul 07.00 pagi sebelum memulai aktivitas. Pada sebuah lokakarya yang diadakan di Auditorium Musik Nasional pada 17 Mei 2025, instruktur bernama Bapak Yoga Pratama secara spesifik mendemonstrasikan latihan postur dengan menggunakan cermin untuk umpan balik visual.

Mengintegrasikan postur yang benar ke dalam kebiasaan bernyanyi Anda akan membawa perbedaan yang signifikan pada kualitas suara dan kenyamanan saat tampil. Ini adalah investasi kecil dalam bentuk kesadaran tubuh yang akan memberikan dividen besar dalam perjalanan vokal Anda.

Bengkulu: Nilai Sistem Merit ASN Terburuk se-Sumatera

Bengkulu: Nilai Sistem Merit ASN Terburuk se-Sumatera

Pemerintah Provinsi Bengkulu menghadapi tantangan besar dalam upaya reformasi birokrasi, terutama terkait penerapan sistem merit pada manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN). Berdasarkan hasil verifikasi Komisi Aparatur Sipil Negara Republik Indonesia (KASN RI) pada Februari 2024, Bengkulu mendapatkan nilai terendah se-Sumatera. Kondisi ini menyoroti perlunya perbaikan mendasar dalam pengelolaan SDM ASN di wilayah tersebut.

Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar, tanpa diskriminasi. Tujuannya adalah menciptakan birokrasi yang profesional, berintegritas, dan akuntabel. Nilai rendah yang diperoleh Bengkulu menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip ini masih belum optimal.

Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri, mengakui bahwa nilai sistem merit di Bengkulu memang masih rendah, setara dengan Provinsi Jambi. “Provinsi Bengkulu ini salah satu provinsi yang nilainya masih rendah bersama Jambi dari hasil penilaian se-Sumatera,” kata Isnan saat mengikuti zoom meeting bersama KASN RI.

KASN RI telah memberikan fasilitasi kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mengejar ketertinggalan ini. Dalam tempo tiga bulan, Pemprov Bengkulu diharapkan dapat menaikkan nilai sistem merit dari kategori “buruk” menjadi “baik”. Komitmen ini menunjukkan keseriusan pihak Pemprov untuk memperbaiki tata kelola ASN.

Salah satu kendala utama yang diakui Isnan adalah masalah administrasi, termasuk kelengkapan data matrik dan keterlambatan input data. Selain itu, ada matriks-matriks yang sulit dipenuhi sesuai standar KASN. Perbaikan pada aspek kelengkapan dokumen dan ketepatan waktu menjadi fokus utama.

Rendahnya penerapan sistem merit dapat berdampak negatif pada kualitas pelayanan publik. Ketika penempatan dan promosi ASN tidak didasarkan pada kompetensi dan kinerja, tetapi pada faktor non-merit seperti kedekatan atau intervensi politik, efektivitas birokrasi akan menurun. Ini menghambat inovasi dan akuntabilitas.

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, H. Sudirman, mengapresiasi komitmen Pemprov dalam meningkatkan kualitas layanan publik melalui penerapan sistem merit. Ia berharap evaluasi KASN dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk perbaikan. Penerapan sistem merit adalah kunci membangun birokrasi yang profesional.

Dengan dukungan KASN dan komitmen Pemprov, diharapkan Bengkulu dapat segera memperbaiki nilai sistem merit ASN nya. Ini adalah langkah krusial untuk mewujudkan birokrasi yang lebih efektif, transparan, dan mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat Bengkulu.

EXCL (XL Axiata Tbk.): Memperkuat Konektivitas di Jambi

EXCL (XL Axiata Tbk.): Memperkuat Konektivitas di Jambi

Sebagai salah satu operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia, PT XL Axiata Tbk (EXCL) terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas dan meningkatkan kualitas jaringan di berbagai wilayah, termasuk di Provinsi Jambi. Dengan pertumbuhan ekonomi dan digitalisasi yang pesat, Jambi menjadi pasar yang krusial bagi XL Axiata untuk menyediakan akses komunikasi yang handal dan inovatif bagi masyarakat dan pelaku usaha.

Ekspansi Jaringan 4G/LTE di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah

XL Axiata telah mengukir jejak signifikan dalam pengembangan jaringan 4G/LTE di Jambi. Sejak beberapa tahun terakhir, operator ini secara agresif melakukan perluasan cakupan hingga ke pelosok-pelosok desa dan kelurahan. Data menunjukkan bahwa jaringan 4G XL Axiata di Jambi telah menjangkau lebih dari 1.500 desa/kelurahan, 122 kecamatan, dan 11 kota/kabupaten. Fokus pada perluasan ini bertujuan untuk memastikan pemerataan akses internet cepat, yang menjadi pondasi penting bagi kegiatan ekonomi, pendidikan, dan sosial di Jambi.

Peningkatan jumlah Base Transceiver Station (BTS) 4G menjadi bukti nyata investasi XL Axiata di wilayah ini. Penambahan BTS dilakukan secara berkala untuk menopang peningkatan trafik data yang terus melonjak, seiring dengan semakin tingginya penggunaan smartphone dan aplikasi digital oleh masyarakat Jambi. Kualitas jaringan yang stabil dan cepat menjadi prioritas utama agar pelanggan dapat menikmati pengalaman berselancar di internet, streaming video, hingga melakukan video call dengan lancar.

Layanan Komprehensif untuk Segmen Pelanggan Beragam

XL Axiata di Jambi tidak hanya fokus pada cakupan jaringan, tetapi juga pada penyediaan berbagai layanan yang relevan dengan kebutuhan pelanggan:

  • XL Prabayar dan Pascabayar: Menawarkan beragam pilihan paket data, telepon, dan SMS yang disesuaikan dengan gaya hidup dan kebutuhan komunikasi sehari-hari, baik untuk individu maupun keluarga.
  • XL PRIORITAS: Layanan pascabayar premium dengan benefit lebih, cocok untuk profesional atau pengguna dengan mobilitas tinggi yang membutuhkan konektivitas tanpa batas dan layanan prioritas.
  • XL SATU Fiber: Untuk kebutuhan internet rumah, XL Axiata menyediakan layanan fixed broadband berbasis fiber optik yang menawarkan kecepatan dan stabilitas tinggi, ideal untuk mendukung aktivitas work from home, online learning, dan hiburan digital keluarga.
  • Layanan Korporat: XL Axiata juga melayani segmen bisnis di Jambi dengan solusi ICT yang komprehensif, mulai dari konektivitas data, layanan cloud, hingga solusi digital terintegrasi yang mendukung efisiensi operasional dan inovasi perusahaan.

Panduan Cepat: 5 Latihan Pemanasan Vokal yang Efektif untuk Pemula

Panduan Cepat: 5 Latihan Pemanasan Vokal yang Efektif untuk Pemula

Bagi pemula yang ingin menjaga kesehatan suara, meningkatkan kemampuan bernyanyi, atau sekadar berbicara dengan lebih percaya diri di depan umum, pemanasan vokal adalah langkah awal yang tidak boleh dilewatkan. Latihan ini berperan penting dalam menyiapkan pita suara dan otot-otot di sekitarnya agar bekerja secara optimal, mengurangi risiko ketegangan, dan menghasilkan kualitas suara yang lebih baik. Untungnya, ada beberapa pemanasan vokal sederhana yang efektif dan mudah diikuti oleh siapa saja.

Berikut adalah 5 latihan pemanasan vokal yang efektif untuk pemula:

  1. Peregangan Leher dan Bahu: Mulailah dengan perlahan menggulirkan kepala dari sisi ke sisi, kemudian ke depan dan ke belakang. Lanjutkan dengan mengangkat bahu ke telinga dan menurunkannya. Latihan ini membantu melepaskan ketegangan di area yang sering menahan stres dan memengaruhi produksi suara. Lakukan masing-masing 5-10 kali secara perlahan.
  2. Pernapasan Diafragma: Berbaringlah telentang atau duduk tegak dengan tangan di perut. Hirup napas dalam-dalam melalui hidung, rasakan perut mengembang. Buang napas perlahan melalui mulut, rasakan perut mengempis. Latihan ini melatih diafragma, otot utama pernapasan yang penting untuk dukungan suara yang stabil. Lakukan 5-10 kali.
  3. Humming (Bersenandung Lembut): Tutup mulut dan bersenandunglah lembut, mulai dari nada tengah yang nyaman, kemudian naikkan dan turunkan nada secara perlahan seperti sirene. Rasakan getaran di area hidung dan bibir. Humming membantu melonggarkan pita suara dan mengaktifkan resonansi tanpa memberikan tekanan berlebihan. Lakukan selama 1-2 menit.
  4. Lip Trills atau Getaran Bibir: Buatlah suara “brrr” seperti bibir kuda, dengan mengembuskan udara melalui bibir yang rileks hingga bergetar. Coba naikkan dan turunkan nada saat melakukan ini. Latihan ini sangat efektif untuk melonggarkan otot di sekitar mulut dan bibir serta memastikan aliran udara yang konsisten. Lakukan selama 1-2 menit.
  5. Membuka Mulut dan Peregangan Lidah: Buka mulut lebar-lebar seperti menguap, lalu tutup kembali. Ulangi beberapa kali. Kemudian, julurkan lidah sejauh mungkin dan gerakkan ke samping, ke atas, dan ke bawah. Ini membantu meregangkan otot rahang dan lidah yang juga berperan dalam artikulasi. Lakukan selama 1 menit.

Lakukan rutinitas pemanasan vokal ini selama 5-10 menit sebelum Anda bernyanyi, berbicara di depan umum, atau menggunakan suara secara intensif. Konsistensi adalah kunci. Sebuah data dari sebuah akademi seni suara di Indonesia per April 2025 menunjukkan bahwa siswa yang rutin melakukan pemanasan vokal memiliki risiko cedera vokal 40% lebih rendah. Bahkan, dalam pelatihan komunikasi bagi petugas penegak hukum, seperti yang dilakukan oleh Divisi Humas Kepolisian pada hari Kamis, 15 Mei 2025, pukul 09.00 WIB, di Aula Satuan Patroli, para peserta diajarkan teknik-teknik pemanasan vokal dasar untuk memastikan suara mereka tetap prima saat berinteraksi dengan masyarakat. Dengan langkah-langkah sederhana ini, suara Anda akan lebih siap dan tahan banting.